26.03.25 Morning
Indonesian Murli Om Shanti BapDada Madhuban
Intisari:
Anak-anak
yang manis, Anda telah menggenggam tangan Sang Ayah. Dengan terus mengingat Sang
Ayah selagi tinggal di rumah bersama keluarga Anda, Anda akan berubah dari
tamopradhan menjadi satopradhan.
Pertanyaan:
Antusiasme
apa yang harus Anda anak-anak miliki? Metode apa yang harus Anda gunakan agar
bisa duduk di singgasana hati Baba?
Jawaban:
Selalulah
memiliki antusiasme bahwa Sang Ayah, Sang Samudra Pengetahuan, memberi Anda
berpiring-piring penuh permata pengetahuan ini setiap hari. Sejauh mana Anda
terus beryoga, sesuai dengan itu intelek Anda akan semakin suci. Hanya
permata-permata pengetahuan abadi inilah yang bisa Anda bawa serta. Agar bisa
duduk di singgasana hati Baba, ikutilah Sang Ibu dan Sang Ayah sepenuhnya.
Majulah sesuai dengan shrimat Beliau. Selain itu, jadikanlah orang lain setara
dengan Anda.
Om Shanti.
Di mana Anda,
anak-anak rohani, sedang duduk sekarang? Anda pasti berkata, “Kami duduk di
universitas atau sekolah Sang Ayah rohani.” Intelek kita paham bahwa kita sedang
duduk di hadapan Sang Ayah rohani. Beliau sedang menjelaskan makna penting
permulaan, pertengahan, dan akhir dunia. Beliau juga menunjukkan kepada kita
tentang cara berlangsungnya kebangkitan dan kejatuhan Bharata. Bharata, yang
dahulu suci, kini sudah menjadi tidak suci. Bharata dahulu bermahkota. Jadi,
siapa yang mengalahkannya? Rahwana. Kerajaan itu terhilang, jadi itu merupakan
kejatuhan. Tidak ada lagi raja. Andaikan masih ada raja, pastilah raja itu tidak
suci. Hanya di Bharata inilah ada maharaja dan maharani dinasti surya. Dahulu,
ada maharaja-maharaja dinasti surya dan raja-raja dinasti chandra. Aspek-aspek
ini sekarang dipahami dalam intelek Anda. Tidak ada orang di dunia yang
mengetahui hal-hal ini. Anda anak-anak tahu bahwa Sang Ayah rohani sedang
mengajar Anda. Anda menggenggam tangan Sang Ayah. Meskipun tinggal di rumah
bersama keluarga Anda, intelek Anda paham bahwa Anda kini sedang berada di zaman
peralihan. Kita sedang beralih dari dunia yang tidak suci ini ke dunia yang suci
itu. Zaman besi adalah zaman yang tidak suci. Zaman emas adalah zaman yang suci.
Manusia yang tidak suci menghadap patung-patung manusia ilahi yang suci dan
mengucapkan salam hormat kepada mereka. Lagi pula, mereka juga manusia yang
berasal dari Bharata, bedanya hanyalah mereka berkebajikan ilahi. Anda anak-anak
tahu bahwa Anda sekarang sedang meresapkan kebajikan-kebajikan ilahi yang
sedemikian rupa dari Sang Ayah. Kita tidak akan melakukan upaya ini di zaman
emas. Di sana, Anda menerima buahnya. Di sini, Anda harus berupaya untuk
meresapkan kebajikan-kebajikan ilahi. Teruslah memeriksa diri sendiri: “Hingga
sejauh mana saya mengingat Baba dan berubah dari tamopradhan menjadi satopradhan?”
Sejauh mana Anda mengingat Sang Ayah, sesuai dengan itulah Anda akan menjadi
satopradhan. Sang Ayah selamanya satopradhan. Sekarang, ini adalah dunia yang
tidak suci, Bharata yang tidak suci. Di dunia yang suci, ada Bharata yang suci.
Ada bermacam-macam orang yang datang kepada Anda di pameran. Ada yang berkata,
“Sebagaimana makanan itu penting, sifat buruk nafsu birahi juga seperti makanan;
tanpanya, kita pasti mati.” Akan tetapi, itu tidak mungkin. Kaum saniyasi hidup
suci; benarkah mereka mati sebagai akibatnya? Bagi orang-orang yang berbicara
semacam itu, bisa dipahami bahwa mereka pastilah pendosa besar seperti Ajamil.
Anda harus memberi tahu orang-orang yang bertanya demikian kepada Anda,
“Benarkah Anda bisa mati tanpa sifat buruk nafsu birahi, sehingga Anda
membandingkannya dengan makanan?” Mereka yang akan masuk surga pasti satopradhan.
Lalu, di kemudian hari, mereka menjalani tahapan sato, rajo, dan tamo. Jiwa-jiwa
itu, yang datang belakangan, sama sekali tidak pernah menyaksikan dunia tanpa
sifat buruk. Jadi, jiwa-jiwa itu pasti berkata, “Kami tidak bisa hidup tanpa
sifat buruk nafsu birahi.” Namun, bagi mereka yang berasal dari dinasti surya,
intelek mereka pasti langsung paham bahwa aspek ini benar: sesungguhnya, tidak
ada nama maupun jejak sifat buruk nafsu birahi di surga. Bermacam-macam orang
berbicara tentang bermacam-macam hal. Anda paham siapa yang akan menjadi bunga.
Ada yang tetap menjadi duri. Surga dijuluki sebagai “taman bunga”. Sebaliknya,
ini adalah hutan duri. Ada bermacam-macam jenis duri. Anda tahu bahwa kita
sekarang sedang menjadi bunga. Sesungguhnya, Lakshmi dan Narayana adalah
mawar-mawar yang senantiasa mekar. Mereka pasti disebut raja bunga. Itulah
kerajaan bunga-bunga ilahi. Mereka pasti juga sudah berupaya. Mereka menjadi
sedemikian rupa dengan belajar. Anda tahu bahwa kita sekarang merupakan anggota
keluarga Tuhan. Sebelum ini, kita bahkan tidak mengenal Tuhan. Sang Ayah telah
datang dan menciptakan keluarga ini. Seorang ayah pertama-tama mengadopsi istri,
kemudian dia menciptakan anak-anak dengan istrinya. Baba juga sudah mengadopsi
orang ini (Brahma) dan menciptakan Anda, anak-anak, melalui dia. Anda semua
adalah Brahma Kumar dan Brahma Kumari. Relasi ini menjadi relasi jalan rumah
tangga yang suci. Jalan kaum saniyasi adalah jalan pengasingan. Tidak ada yang
menyebutkan “Mama” atau “Baba” di sana. Di sini, Anda berkata, “Mama dan Baba.”
Semua satsang yang lain berasal dari jalan pengasingan. Inilah satu-satunya Sang
Ayah, yang Anda sebut sebagai “Ibu dan Ayah”. Sang Ayah duduk di sini dan
menjelaskan, “Jalan rumah tangga yang suci dahulu ada di Bharata; tetapi,
sekarang jalan itu sudah menjadi tidak suci. Saya sekali lagi mendirikan jalan
rumah tangga yang suci itu.” Anda tahu bahwa agama Anda adalah agama yang
memberikan berlimpah kebahagiaan. Jadi, mengapa Anda terus bergaul dengan
jiwa-jiwa dari berbagai agama lama yang lain? Anda hidup begitu bahagia di surga;
ada istana-istana dari berlian dan permata. Di sini, betapa pun kayanya orang di
Amerika, Rusia, dan lain-lain, tidak mungkin ada kebahagiaan surga. Tidak ada
orang di sini yang bisa membangun istana dengan bata emas. Lagi pula,
istana-istana emas hanya ada di zaman emas. Di sini, di mana ada emas? Di sana,
berlian dan permata akan dipasang di mana-mana. Di sini, berlian juga sudah
menjadi begitu mahal. Semua ini akan menjadi debu. Baba sudah menjelaskan, “Di
dunia baru, semua tambang baru akan penuh kembali.” Semua tambang itu sekarang
terus dikosongkan. Orang-orang menceritakan tentang samudra yang menyajikan
berpiring-piring penuh berlian dan permata bernilai tinggi. Di sana, Anda akan
menerima berlian dan permata bernilai tinggi yang tak terbatas. Orang-orang
bahkan menganggap samudra sebagai dewa tertentu. Anda mengerti bahwa Sang Ayah
adalah Sang Samudra Pengetahuan. Biarlah Anda terus-menerus memiliki antusiasme
bahwa setiap hari, Sang Ayah, Sang Samudra Pengetahuan, memberi kita
berpiring-piring penuh permata dan perhiasan pengetahuan ini. Itu adalah samudra
fisik. Sang Ayah memberikan permata-permata pengetahuan ini kepada Anda
anak-anak; dengan ini, Anda mengisi intelek Anda. Intelek Anda akan menjadi suci
sesuai dengan sejauh mana Anda terus beryoga. Hanya Andalah yang membawa
permata-permata pengetahuan abadi ini bersama Anda. Aspek yang utama adalah
ingatan akan Sang Ayah dan pengetahuan ini. Anda anak-anak harus penuh dengan
antusiasme dalam diri Anda. Sang Ayah itu tersamar; Anda juga adalah pasukan
yang tersamar. Orang-orang menyebutkan “kaum kesatria tak dikenal yang tanpa
kekerasan”. Si ini/si itu adalah kesatria yang sangat tangguh. Akan tetapi,
tidak mungkin namanya tidak dikenal orang. Pemerintah memiliki daftar lengkap
nama dan alamat setiap orang. Namun, ini adalah nama Anda: para kesatria yang
tak dikenal, jiwa-jiwa tanpa kekerasan. Kekerasan yang pertama adalah sifat
buruk nafsu birahi. Ini benar-benar mendatangkan kesengsaraan sejak permulaannya
hingga pertengahan sampai akhirnya. Inilah sebabnya, orang-orang berkata,
“Wahai, Sang Penyuci, datanglah dan sucikanlah kami yang tidak suci ini.” Di
dunia yang suci itu, tidak mungkin ada satu pun jiwa yang tidak suci. Anda
anak-anak tahu bahwa hanya sekaranglah Anda menjadi anak-anak Tuhan agar bisa
mengklaim warisan dari Beliau. Akan tetapi, Maya juga tidak kurang hebatnya.
Satu tamparan dari Maya benar-benar keras sehingga dia membuat Anda sepenuhnya
terlempar ke selokan. Intelek anak-anak yang jatuh ke dalam sifat buruk nafsu
birahi sepenuhnya hancur. Sang Ayah begitu banyak memberi tahu Anda, “Tak
seorang pun di antara Anda boleh mengasihi manusia berbadan.” Anda harus
menujukan cinta kasih Anda hanya kepada Sang Ayah Yang Esa. Jangan menyukai
manusia berbadan mana pun; jangan mengasihi sosok berbadan. Kasihilah Sang Ayah
yang tanpa badan, Yang Esa, yang tanpa sosok. Sang Ayah terus menjelaskan begitu
banyak. Kendati demikian, orang tetap tidak mengerti. Jika memang tidak
ditakdirkan dalam keberuntungan mereka, mereka pun terperangkap dalam sosok satu
sama lain. Baba begitu banyak memberi tahu Anda bahwa Anda masing-masing juga
berwujud titik. Wujud jiwa-jiwa dan wujud Sang Jiwa Yang Maha Tinggi pasti sama.
Jiwa tidak mungkin lebih kecil atau lebih besar. Jiwa-jiwa itu abadi. Peran
setiap jiwa sudah ditakdirkan di dalam drama. Sekarang, ada begitu banyak
manusia, tetapi nantinya hanya akan ada 900.000 hingga satu juta jiwa. Pada
permulaan zaman emas, pohon ini begitu kecil. Bagaimanapun juga, penghancuran
total tidak pernah terjadi. Anda tahu bahwa semua jiwa manusia tinggal di alam
jiwa. Mereka juga memiliki pohon. Benih disemai dan seluruh pohon tumbuh darinya.
Pada awalnya, tumbuh dua helai tunas daun. Ini juga merupakan pohon yang tak
terbatas. Menjelaskan gambar siklus itu sangat mudah. Aduklah ini. Sekarang
adalah zaman besi. Hanya ada satu agama di zaman emas, jadi pasti hanya terdapat
sangat sedikit manusia. Sekarang, ada begitu banyak manusia dan begitu banyak
agama. Seluruh pengetahuan ini melekat dalam intelek Anda. Sebagaimana Sang Ayah
adalah Sang Samudra Pengetahuan, demikian juga Beliau menjadikan Anda sama. Anda
belajar dan meraih status itu. Sang Ayah adalah Sang Pencipta surga. Jadi,
Beliau pasti memberikan warisan surga kepada para penghuni Bharata. Beliau
membawa semua jiwa yang lain pulang ke rumah. Sang Ayah berkata, “Saya telah
datang untuk mengajar Anda, anak-anak.” Sejauh mana Anda berupaya, sesuai dengan
itulah Anda menerima status yang sepadan. Anda akan menjadi luhur sesuai dengan
sejauh mana Anda mengikuti shrimat. Segala sesuatu tergantung pada upaya yang
Anda lakukan. Jika Anda ingin duduk di singgasana Mama dan Baba, ikutilah sang
ibu dan sang ayah sepenuhnya. Agar bisa duduk di singgasana, hiduplah sesuai
dengan aktivitas mereka. Jadikanlah orang lain setara dengan Anda juga. Baba
menunjukkan bermacam-macam cara kepada Anda. Duduklah dengan seseorang dan cukup
jelaskanlah lencana dengan gamblang. Pada bulan penuh berkah (bulan kabisat
untuk pemujaan, tapasya, dan berpuasa), Baba berkata, “Bagi-bagikanlah
gambar-gambar dengan gratis.” Baba memberikan hadiah. Jika anak-anak menerima
uang di tangan mereka, pasti mereka berpikir, “Baba tentu juga perlu biaya,
bukan?” Maka, mereka segera mengirim uang itu kepada Baba. Keluarga ini sama.
Saat Anda memamerkan gambar-gambar ini dengan translight, akan ada banyak orang
yang datang untuk melihatnya. Ini merupakan perbuatan amal. Mengubah manusia
biasa dari duri menjadi bunga, dari jiwa berdosa menjadi jiwa dermawan, disebut
sebagai jalur pelayanan cepat. Ada banyak orang yang datang jika Anda menyewa
gerai di pameran. Biayanya lebih ringan. Anda datang kemari untuk membeli
kerajaan surga dari Sang Ayah. Jadi, mereka juga akan datang ke pameran untuk
membeli kerajaan surga. Ini adalah toko. Sang Ayah berkata, “Anda akan menerima
berlimpah kebahagiaan melalui pengetahuan ini. Jadi, belajarlah dengan tekun,
berupayalah, dan luluslah sepenuhnya.” Hanya Sang Ayah yang duduk di sini untuk
menyampaikan pengenalan diri-Nya sendiri dan permulaan, pertengahan, dan akhir
ciptaan. Tidak ada orang lain yang bisa menyampaikannya. Sekarang, melalui Sang
Ayah, Anda menjadi trikaldarshi (mengetahui tentang tiga aspek waktu). Sang Ayah
juga berkata, “Tidak ada seorang pun yang mengenal Saya dengan akurat
sebagaimana Saya adanya maupun hakikat Saya. Anda juga berurutan. Andaikan Anda
mengenal Saya dengan akurat, Anda pasti tidak mungkin pergi.” Ini adalah studi.
Tuhan duduk di sini dan mengajar Anda. Beliau berkata, “Saya adalah Pelayan Anda
yang patuh. Ayah dan Pengajar adalah Pelayan-Pelayan yang patuh. Peran Saya
pasti seperti ini di dalam drama, kemudian Saya akan membawa semua jiwa pulang
bersama Saya.” Ikutilah shrimat dan luluslah dengan pujian. Lagi pula, studi ini
begitu mudah. Yang Esa, yang mengajarkannya, adalah Yang Paling Sepuh. Namun,
Shiva Baba berkata, “Saya tidak tua. Jiwa tidak pernah menjadi tua, tetapi
intelek sang jiwa bisa membatu. Meskipun demikian, intelek Saya adalah intelek
ilahi. Itulah sebabnya, Saya datang untuk menjadikan intelek Anda ilahi. Saya
datang siklus demi siklus. Saya mengajar Anda tak terhitung kali seringnya.
Kendati demikian, Anda akan lupa, karena pengetahuan ini tidak diperlukan di
zaman emas.” Sang Ayah menerangkan dengan begitu jelas. Mereka kemudian
menceraikan Sang Ayah yang sedemikian rupa. Inilah sebabnya, ada ungkapan, “Jika
Anda ingin melihat orang-orang yang paling dungu, Anda bisa menemukan mereka di
sini.” Mereka bahkan meninggalkan Sang Ayah yang sedemikian rupa, yang
memberikan warisan surga kepada mereka. Sang Ayah berkata, “Jika Anda mengikuti
petunjuk Saya, Anda akan menjadi maharaja dan maharani dunia keabadian.” Ini
adalah daratan kematian. Anda anak-anak tahu bahwa kitalah manusia-manusia ilahi
yang layak dipuja itu. Sekarang, sudah menjadi seperti apa kita? Pengemis yang
tidak suci! Kita sekarang akan menjadi pangeran-pangeran sekali lagi. Tidak
semua orang bisa melakukan upaya yang sama. Ada yang patah semangat, ada yang
berkhianat. Ada banyak pengkhianat semacam itu. Anda bahkan tidak semestinya
bicara dengan mereka. Jika seseorang menanyakan tentang apa pun di luar
aspek-aspek pengetahuan ini, Anda bisa paham bahwa dia bersifat iblis.
Persahabatan yang baik menyeberangkan Anda, sedangkan pergaulan buruk
menenggelamkan Anda. Bergaullah dengan mereka yang pandai dalam pengetahuan ini
dan yang duduk di singgasana hati Baba. Mereka akan menyampaikan aspek-aspek
paling manis dari pengetahuan ini kepada Anda. Achcha.
Kepada Anda,
anak-anak serviceable yang setia dan patuh, yaitu anak-anak termanis yang
terkasih, yang telah lama hilang dan sekarang telah ditemukan kembali, terimalah
cinta kasih, salam, dan selamat pagi dari Sang Ibu, Sang Ayah, BapDada. Ayah
rohani mengucapkan namaste kepada anak-anak rohani.
Intisari untuk
dharna:
1. Milikilah
cinta kasih bagi Sang Ayah, Yang Esa, yang tanpa badan dan tanpa sosok. Jangan
izinkan intelek Anda terperangkap dalam nama dan wujud manusia berbadan mana
pun. Berhati-hatilah agar Anda tidak ditampar oleh Maya.
2. Jangan bersahabat
dengan mereka yang menyampaikan apa pun di luar aspek-aspek pengetahuan ini.
Berupayalah untuk lulus sepenuhnya. Lakukanlah pelayanan untuk mengubah duri
menjadi bunga.
Berkah:
Semoga Anda
menjadi yogyukt dan bebas dari ikatan dengan kesadaran bahwa Anda milik Sang
Ayah Yang Esa, tidak ada yang lain.
Sekarang adalah
waktunya pulang ke rumah. Oleh sebab itu, Anda harus terbebas dari ikatan dan
selalu yogyukt. Bebas dari ikatan berarti mengenakan pakaian longgar, jangan
ketat. Begitu Anda menerima perintah, Anda harus berangkat dalam sedetik. Agar
bisa menerima berkah dari tahapan bebas dari ikatan dan selalu yogyukt, Anda
harus terus-menerus mengingat janji ini dalam kesadaran Anda: “Hanya ada Sang
Ayah Yang Esa, tidak ada yang lain,” karena untuk pulang ke rumah dan memasuki
kerajaan zaman emas, Anda harus meninggalkan badan lama Anda. Jadi, periksalah
diri Anda: sudahkah Anda selalu siap-sedia atau apakah masih ada benang-benang
yang mengikat Anda? Apakah kostum itu ketat?
Slogan:
Jangan
menyantap makanan tambahan berupa pikiran sia-sia, maka Anda akan terlindungi
dari penyakit obesitas (kegemukan).
Sinyal Avyakt:
Tanamkanlah budaya kebenaran dan tata krama yang baik.
Sang Ayah paling
menyukai kebenaran. Inilah sebabnya, dalam pemujaan, ada ungkapan, “Tuhan adalah
Yang Maha Benar.” Kebenaran adalah hal yang paling disenangi, karena mereka yang
benar (jujur) itu bersih. Mereka selalu bersih dan jernih. Jadi, jangan pernah
melepaskan keistimewaan kejujuran. Kekuatan kebenaran bekerja bagaikan lift.