29.09.24    Avyakt Bapdada     Indonesian Murli     03.02.2002     Om Shanti     Madhuban


Jadikanlah Kualifikasi Anda Setara dengan Tujuan Anda dan Jadilah Penuh dengan Semua Harta


Hari ini, Sang Master atas semua harta sedang melihat anak-anak Beliau yang penuh dengan semua harta. Setiap anak penuh dengan semua harta. Tanda dari mereka yang penuh adalah mereka senantiasa terlihat sebagai perwujudan pencapaian dan jiwa-jiwa yang puas. Mereka terlihat terus-menerus bahagia, karena mereka melimpah. Anda masing-masing harus bertanya kepada diri sendiri, “Seberapa banyak harta yang sudah saya kumpulkan?” Anda sudah memperoleh harta yang tak termusnahkan ini sekarang dan itu juga akan terus menyertai Anda selama banyak kelahiran di masa depan. Harta ini tidak akan berakhir. Harta pertama adalah harta pengetahuan ini. Dengan harta pengetahuan ini, bahkan sekarang pun Anda sudah mengalami kebebasan dan kebebasan dalam hidup. Berdasarkan harta pengetahuan ini, selagi menjalani kehidupan di dunia lama ini, di tengah atmosfer tamoguni, Anda tak terikat dan bebas dari atmosfer dan vibrasi semua hal itu. Anda, jiwa-jiwa, tak terikat bagaikan bunga lotus dan bebas dari kesengsaraan, kekhawatiran, dan ketidakdamaian. Selagi menjalani kehidupan, Anda bebas dari segala belenggu hal-hal buruk. Anda bebas dari badai-badai pikiran sia-sia. Apakah Anda bebas? Anda semua melambaikan tangan.

Demikianlah, kebebasan dan kebebasan dalam hidup merupakan buah dan pencapaian dari harta pengetahuan ini. Bahkan seandainya pikiran sia-sia berusaha datang, dan pikiran buruk juga ikut datang, Anda memiliki pengetahuan ini; artinya, Anda memiliki pemahaman bahwa memang sudah menjadi tugas pikiran negatif dan sia-sia untuk datang, sedangkan tugas Anda – jiwa-jiwa yang sudah menerima pencerahan – adalah tetap tak terikat dan bebas dari semua itu serta penuh cinta kasih terhadap Sang Ayah. Oleh karenanya, periksalah: “Sudahkah saya memperoleh harta pengetahuan ini? Apakah harta ini melimpah? Apakah saya penuh atau masih ada yang kurang?” Jika ada sesuatu yang kurang, kumpulkanlah itu. Jangan tetap kosong.

Sama halnya, harta yoga mendatangkan pencapaian semua kekuatan bagi Anda. Jadi, amatilah diri sendiri dan periksalah apakah Anda telah mengumpulkan semua kekuatan dengan harta yoga. Semua kekuatan? Jika ada satu saja kekuatan yang kurang, Anda pasti akan tertipu pada suatu waktu. Gelar Anda semua adalah master maha kuasa, jiwa-jiwa yang memiliki semua kekuatan, bukan beberapa kekuatan saja. Jadi, sudahkah Anda mengumpulkan harta semua kekuatan dengan kekuatan yoga? Apakah harta Anda penuh? Apakah Anda sudah menjadi perwujudan pencapaian atau ada yang kurang? Mengapa demikian? Anda sekarang bisa mengisi diri sendiri dengan apa pun yang masih kurang. Anda masih punya kesempatan. Nantinya, waktu untuk memenuhkan diri sendiri akan berakhir dan kelemahan akan menetap. Periksalah diri sendiri. Bawalah setiap kekuatan ke hadapan Anda dan periksalah itu menurut jadwal Anda sepanjang hari. Jika ada sedikit saja persentase yang kurang, Anda tidak akan bisa disebut lulus sepenuhnya. Ketika Anda anak-anak ditanya, apakah Anda bertujuan untuk lulus sepenuhnya atau hanya lulus setengah, Anda semua menjawab bahwa Anda akan menjadi bagian dari dinasti surya, bukan dinasti chandra. Akankah Anda menjadi bagian dari dinasti chandra? BapDada akan memberi Anda singgasana yang sangat bagus. Maukah Anda menjadi bagian dari dinasti chandra? Anak-anak double foreigner? Anak-anak dari India akan menjadi dinasti surya, sedangkan anak-anak double foreigner akan menjadi dinasti chandra, benarkah begitu? Anda tidak akan menjadi demikian. Maukah Anda menjadi dinasti surya? Anda pasti harus menjadi itu. BapDada sekadar berbincang-bincang. Karena Anda memiliki keyakinan teguh dan penuh tekad bahwa Anda harus menjadi bagian dinasti surya, dan Anda juga sudah berjanji kepada Sang Ayah dan diri sendiri, maka sejak sekarang, jangan ada sedikit pun persentase yang kurang dalam kekuatan mana pun. Jika Anda mengatakan bahwa ada persentase yang kurang karena kondisi dan permasalahan, Anda akan menjadi 14 derajat. Inilah sebabnya, belakangan ini, BapDada memeriksa rapor dan catatan kemajuan diri setiap anak. BapDada juga memiliki rapor semua anak, karena sesuai dengan waktu, BapDada memberi tahu Anda anak-anak sejak jauh-jauh hari, “Sekarang, sesuai dengan waktu, jangan mengatakan, ‘Nanti!’ Katakanlah, ‘Sekarang!’” Jangan berpikir seperti ini: “Itu akan terlaksana nanti. Saya akan mengerjakannya nanti. Itu nanti pasti terpenuhi.” Ini bukanlah tentang itu harus terlaksana, tetapi bahwa Anda harus melaksanakannya sekarang juga. Laju kecepatan waktu semakin meningkat dengan cepat. Anda memiliki tujuan untuk menjadi setara dengan Sang Ayah, lulus sepenuhnya, dan menjadi 16 derajat surgawi sempurna, jadi BapDada menginginkan tujuan tersebut dan kualifikasinya untuk menjadi setara secara nyata. Hanya ketika tujuan dan kualifikasi Anda untuk tujuan itu sudah setara, barulah Anda bisa dengan mudah menjadi setara dengan Sang Ayah. Maka, periksalah diri sendiri. Mengatakan bahwa itu akan terlaksana, atau bahwa Anda akan menjadi sedemikian rupa nantinya, merupakan kecerobohan. Apa pun yang Anda ingin lakukan, apa pun yang Anda ingin capai, tujuan apa pun yang Anda miliki, harus Anda lakukan sekarang. Anda harus menjadi itu, sekarang! Jangan menggunakan istilah “nanti”, tetapi biarlah itu terpenuhi sekarang juga!

Jadi, ada harta pengetahuan ini, harta yoga, dan juga ada harta dharna (peresapan kebajikan luhur), dan melalui dharna inilah Anda mengumpulkan harta kebajikan-kebajikan luhur. Kebajikan luhur juga penting. Sebagaimana ada semua kekuatan, juga ada semua kebajikan luhur. Bukan saja beberapa kebajikan luhur, melainkan semua kebajikan luhur. Jadi, apakah Anda memiliki semua kebajikan luhur? Atau, apakah Anda berpikir bahwa tidak jadi masalah jika ada satu atau dua kebajikan luhur yang kurang dan semuanya akan baik-baik saja? Tidak. Itu tidak akan bisa berhasil. Jadi, sudahkah Anda mengumpulkan harta semua kebajikan luhur? Periksalah kebajikan luhur manakah yang masih kurang dan isilah diri Anda dengan itu.

Pelayanan adalah mata pelajaran keempat. Anda semua mengalami bahwa setiap kali Anda melayani dengan mental, dengan perkataan, atau dengan perbuatan Anda, pencapaian yang Anda raih adalah kebahagiaan spiritual. Oleh karena itu, periksalah hingga sejauh mana Anda telah mengalami kebahagiaan dengan melakukan pelayanan. Jika Anda melakukan pelayanan tetapi tidak merasakan kebahagiaan, berarti itu bukan pelayanan yang akurat. Pasti ada sesuatu atau yang lain yang kurang dalam pelayanan itu, sehingga Anda tidak merasakan kebahagiaan. Makna pelayanan adalah bahwa Anda, sang jiwa, mengalami diri Anda menjadi mawar spiritual yang ceria dan mekar, berayun dalam ayunan kebahagiaan. Periksalah diri Anda. Anda sudah melayani sepanjang hari, tetapi dibandingkan dengan besarnya pelayanan yang Anda lakukan sepanjang hari, apakah Anda juga merasakan kebahagiaan sama besarnya atau Anda terus memikirkan hal-hal lain? “Bukan begitu, tetapi begini. Bukan ini, tetapi itu.” Kebahagiaan Anda memengaruhi tempat pelayanan, rekan-rekan pelayanan Anda, dan juga jiwa-jiwa yang Anda layani, sehingga atmosfernya pun menjadi penuh kebahagiaan. Inilah harta pelayanan – kebahagiaan.

Satu hal lagi. Empat mata pelajaran sudah disebutkan. Selanjutnya, ada relasi dan koneksi, yang juga sangat penting. Mengapa demikian? Sebagian anak beranggapan bahwa bagaimanapun juga mereka memiliki relasi dengan BapDada, jadi tidak masalah entah mereka memiliki relasi dengan keluarga Brahma atau tidak, karena mereka sudah memiliki koneksi dengan Sang Benih. Meskipun demikian, bukankah Anda ingin menjadi penguasa dunia? Di dalam kerajaan, Anda harus menjalin relasi dengan orang lain. Inilah sebabnya, Anda harus menjalin relasi dan koneksi sekarang. Harta sejati yang Anda terima melalui relasi dan koneksi Anda adalah harta berkah. Tanpa menjalin relasi dan koneksi dengan orang lain, Anda tidak akan bisa menabung berkah dalam rekening Anda. Anda memiliki berkah dari Sang Ibu dan Sang Ayah, tetapi Anda juga harus menerima berkah dari mereka yang memiliki relasi dan koneksi dengan Anda. Jika Anda tidak menerima berkah dari mereka, dan tidak merasa bahwa Anda menerima berkah-berkah itu, pahamilah bahwa Anda kehilangan sesuatu dalam relasi dan koneksi Anda. Jika relasi dan koneksi Anda akurat, Anda pasti mengalami berkah. Seperti apa pengalaman berkah itu? Anda sudah mengalaminya, bukan? Jika Anda menerima berkah dari melakukan pelayanan, Anda sendiri pasti merasa ringan – dan siapa pun yang menjalin kontak dengan Anda … Pengalaman menerima berkah menjadikan Anda ringan dan bercahaya kapan pun Anda menjalin relasi dengan orang lain dan saat menjalankan tugas apa pun. Anda ringan. Anda tidak akan mengalami beban apa pun, dan mereka yang Anda layani, yaitu mereka yang menjalin relasi dan koneksi dengan Anda, juga akan merasa ringan dan bercahaya. Mereka akan merasakan bahwa Anda senantiasa ringan dalam relasi, yaitu luwes. Anda tidak pernah berat. Anda bisa menjalin relasi dengan orang lain dan bisa juga tidak, tetapi karena menerima berkah, kedua belah pihak akan menjadi luwes sesuai dengan disiplin. Kendati demikian, jangan menjadi terlalu luwes sehingga – sebagaimana ada peribahasa – “ada gula, ada semut”. Jadi, jangan terlalu luwes, tetapi tetaplah ringan dan bercahaya. Demikianlah, BapDada berkata, “Periksalah harta Anda.” Baba memberi Anda waktu. Papan penyelesaian belum dipasang. Jadi, periksalah diri sendiri dan teruslah maju.

BapDada mengasihi Anda, anak-anak. Inilah sebabnya, Beliau tidak menginginkan ada anak yang ketinggalan. Setiap anak harus maju sejauh mungkin. Selagi menjalani kehidupan spiritual, ada kesadaran badan. Ada respek diri, dan ada kesadaran badan. Penyebab kesadaran badan adalah kurangnya respek diri. Cara yang sangat mudah untuk mengakhiri kesadaran badan adalah dengan menggunakan satu kata saja. Anda juga mengetahui kata itu. Kata apa yang mendatangkan kesadaran badan? (Saya.) Seberapa sering Anda menggunakan kata “saya”? Sepanjang hari, pernahkah Anda mencatat berapa kali Anda menggunakan kata “saya”? Baiklah, untuk satu hari, catatlah itu. Kata “saya” berulang kali digunakan, tetapi siapakah saya? Pelajaran pertama adalah “siapakah saya?” Jika Anda mengatakan, “Saya,” dengan berkesadaran badan, siapa sebenarnya “saya”? Apakah “saya” mengacu kepada jiwa atau kepada badan? Apakah jiwa mengenakan badan atau badan mengenakan jiwa? Apa yang terjadi? Jiwalah yang mengenakan badan. Bukankah benar demikian? Jadi, jika jiwalah yang mengenakan badan, lalu siapakah “saya”? Bukankah “saya” adalah sang jiwa? Jadi, cara yang mudah adalah: kapan pun Anda menggunakan kata “saya”, ingatlah bahwa Anda adalah jiwa. Sang jiwa tak berwujud jasmani, sedangkan badan ini berwujud jasmani. Jiwa yang tak berwujud jasmani telah mengenakan badan yang berwujud jasmani. Oleh karenanya, sesering apa pun Anda menggunakan kata “saya”, ingatlah: “Saya, sang jiwa yang tak berwujud jasmani, telah memasuki badan yang berwujud jasmani.” Jika Anda mengingat tahapan tak berwujud jasmani, dengan sendirinya Anda menjadi tanpa ego dan kesadaran badan pun berakhir. Dengan mengingat pelajaran pertama: “Siapakah saya?” dalam kesadaran Anda, maka Anda, sang jiwa, mengingat bahwa Anda adalah jiwa, sehingga tahapan tak berwujud jasmani itu menjadi teguh. Ketika Anda memiliki tahapan tak berwujud jasmani, Anda dengan sendirinya menjadi tanpa ego dan tanpa sifat buruk. Mulai besok, catatlah apa yang Anda ingat setiap kali Anda menggunakan kata “saya”. Sesering apa pun Anda menggunakan kata “saya”, Anda dengan sendirinya akan menjadi tak berwujud jasmani, tanpa ego, dan tanpa sifat buruk. Achcha.

Grup Muda-Mudi (Youth Group) sudah datang hari ini. Ada banyak muda-mudi. BapDada memberikan berkah kepada Youth Group. Semoga Anda panjang umur! Jangan merusakkan bahkan satu harta pun. Semoga Anda panjang umur dan semoga Anda selalu makmur! Para guru duniawi memberikan berkah untuk umur panjang, sedangkan BapDada berkata, “Usia masing-masing badan akan berlanjut sesuai takdirnya.” Oleh sebab itu, Beliau bukan memberi Anda berkah umur panjang sehubungan dengan badan, tetapi semoga Anda senantiasa berumur panjang dalam kehidupan Anda sebagai anak-anak Brahma! Mengapa demikian? Karena anak-anak Brahma nantinya akan menjadi manusia-manusia ilahi. Jadi, Anda akan berumur panjang, bukan? Anak-anak muda memiliki satu keistimewaan. Apakah Anda, anak-anak muda, mengetahui keistimewaan Anda? Apakah Anda, para muda-mudi, mengenali keistimewaan Anda? Keistimewaan apa yang Anda miliki? (Kami bisa melakukan apa pun yang kami inginkan.) Achcha. Apakah Anda mampu melakukan ini? Bagus. Di dunia, orang-orang mengatakan bahwa anak-anak muda sangat keras kepala. Mereka pasti melakukan apa pun yang mereka pikirkan. Orang-orang itu mengatakan yang sebaliknya. Di sini, muda-mudi dalam keluarga Brahma tidak keras kepala, melainkan mereka adalah jiwa-jiwa yang selalu sangat teguh memegang janji. Mereka bukan jiwa-jiwa yang ingkar janji. Apakah Anda, anak-anak muda, seperti ini? Mengangkat tangan Anda itu sangat mudah. BapDada senang karena setidak-tidaknya, Anda memiliki keberanian untuk mengangkat tangan. Kendati demikian, setiap hari, pada waktu amrit vela, ingatlah janji yang telah Anda ikrarkan kepada BapDada, yaitu bahwa dalam kehidupan ini sebagai anak-anak Brahma, Anda tidak akan menjauh dari pencapaian dan pelayanan, bahkan dalam pikiran Anda. Setiap hari, ingatlah kembali keberanian dan janji yang telah Anda berikan ini. Berulang kali, periksalah: apakah keberanian yang Anda miliki dan pikiran yang Anda pegang teguh terus berlanjut secara nyata?

Pemerintah mengatakan bahwa jika 200.000 hingga 400.000 anak muda menjadi kuat, itu bagus. Namun, BapDada berkata, “Setiap anak muda dalam keluarga Brahma setara dengan 100.000 muda-mudi.” Apakah Anda sekuat ini? Apakah Anda sedemikian rupa? Jangan sampai ketika Anda pulang ke rumah, Anda menulis surat kepada Baba dan mengatakan bahwa Maya datang, sanskara datang, atau masalah datang. Jadilah perwujudan solusi atas segala masalah. Berbagai masalah memang akan datang, tetapi Anda masing-masing harus bertanya kepada diri sendiri, “Siapakah saya? Apakah saya perwujudan solusi atau jiwa yang kalah oleh masalah?” Apa gelar Anda semua? Permata kemenangan atau permata kekalahan? Bukankah Anda adalah permata-permata kemenangan? Begitu Anda dilahirkan sebagai anak Brahma, BapDada membubuhkan tilak kemenangan yang tak termusnahkan pada dahi Anda. Jadi, Anda adalah jiwa-jiwa yang telah menerima berkah keabadian. Sekarang, janjikanlah ini kepada diri sendiri. Jika Anda diminta berjanji di sini, pasti semua anak berjanji, tetapi dalam mental Anda, berjanjilah kepada diri sendiri, “Saya tidak akan pernah terpengaruh oleh sanskara saya. Sanskara Sang Ayah adalah sanskara saya, sang jiwa, anak Brahma. Sanskara zaman perunggu dan besi bukanlah sanskara saya, karena itu bukanlah sanskara Sang Ayah.” Apakah sanskara tamoguni adalah sanskara Anda, anak-anak Brahma? Bukankah tidak? Jadi, siapakah Anda? Bukankah Anda adalah anak-anak Brahma?

BapDada bangga pada grup muda-mudi. Lihatlah, bahkan para dadi pun bangga pada muda-mudi. Dadiji mengasihi anak-anak muda. Dia memiliki cinta kasih ekstra bagi Anda. Para kumar adalah su-kumar (kumar yang suci). Anda bukan sekadar kumar, tetapi kumar yang suci. Setiap kumar adalah jiwa yang akan mendatangkan transformasi dunia dan membuktikannya kepada semua orang. Achcha, apakah para kumar harus diberi tugas untuk dikerjakan? Apakah Anda memiliki keberanian? Anda harus menjalankannya. Maukah para kumar melakukannya?

Baba memberikan tugas untuk Anda kerjakan, jadi dengarkan baik-baik. Di musim mendatang, kita akan mengadakan program khusus yang serupa bagi para kumar, tetapi … juga ada bedanya. Baba tidak memberi Anda banyak pekerjaan untuk dilakukan. Anda, setiap kumar, harus menyiapkan dan membawa gelang kecil, yang masing-masing terdiri atas sepuluh kumar. Gelang dikenakan di pergelangan tangan, bukan? Anda dahulu selalu memasangkan gelang dari bunga di pergelangan tangan Brahma Baba. Jadi, setiap kumar harus membawa kumar-kumar yang lain. Namun, jangan membawa jiwa-jiwa yang lemah. Bawalah jiwa-jiwa yang kuat. Jangan membawa jiwa-jiwa yang sekadar datang ke Madhuban, kemudian berubah sesudah pulang ke rumah. Bawalah jiwa-jiwa yang sedemikian kuat ke sini, sehingga saat melihat mereka, BapDada juga berkata, “Wah, para kumar! Wah!” Siapkah Anda melakukan ini? Bisakah Anda melakukan ini? Pikirkanlah dahulu. Jangan sembarangan mengangkat tangan. Anda harus melakukannya. Anda harus menjadikan orang lain sama seperti Anda. Anak-anak double foreigner juga akan melakukan ini. Akankah para double foreigner melakukan ini? Kumar-kumar double foreigner, angkat tangan Anda! Anda masing-masing juga akan membawa sepuluh orang, bukan? Anak-anak double foreigner akan membawa mereka dan anak-anak dari India juga akan membawa mereka. Kemudian, hadiah akan diberikan kepada mereka yang membawa jiwa-jiwa berkualitas kelas satu. Mereka akan diberi hadiah yang sangat bagus, bukan sesuatu yang bermutu rendah. Baba mengasihi para kumar. Jika Pemerintah bisa menemukan sebanyak mungkin kumar yang melakukan tindakan positif, mereka pasti akan begitu bahagia. Jika Anda masing-masing membawa sepuluh orang kumar yang lain, seluruh aula ini akan penuh dengan kumar, kemudian kita bisa menghubungi Pemerintah. Lihatlah, inilah para kumar itu. Akan tetapi, Anda harus membawa mereka. Anda harus menciptakan mereka. Jika Anda menjadikan tahapan serta tujuan Anda dan kualifikasinya setara, Anda tidak akan perlu memikir-mikirkan apakah akan tercapai kesuksesan dalam pelayanan atau tidak. Itu sudah terlaksana. Anda hanya perlu menjadi instrumen. Teruslah mengingat kembali janji ini. Anda harus melakukan keajaiban. Achcha.

(Selagi murli disampaikan, dua orang kumar tiba-tiba menaiki panggung di depan BapDada dan harus ditarik turun dari panggung.)

Achcha. Anda baru saja menyaksikan sandiwara di dalam sandiwara. Sekarang, BapDada berkata, “Anda menyaksikan sandiwara sebagai pengamat tanpa keterikatan. Anda menikmatinya. Sekarang, bisakah Anda menjadi tak terikat terhadap badan Anda dan menstabilkan diri dalam tahapan kesadaran jiwa yang kuat dalam sedetik? Bubuhkan tanda titik!”

(BapDada menjalankan drill yang sangat kuat.) Achcha, teruslah melatih ini sewaktu-waktu. Sesaat, Anda melakukan perbuatan, dan sesaat berikutnya, Anda menjadi tak terikat terhadapnya; dari berwujud jasmani, Anda menstabilkan diri dalam tahapan tak berwujud jasmani. Anda baru saja menjalani pengalaman ini. Kapan pun ada masalah yang datang, jadilah pengamat tanpa keterikatan dalam sedetik, sadarilah masalah itu sebagai “adegan sampingan”, pahamilah bahwa badai (toofan) itu adalah hadiah (tohfa), dan atasilah itu. Anda melatih ini, bukan? Seiring perkembangan Anda lebih lanjut, latihan ini akan sangat diperlukan. Bubuhkan tanda titik! Jangan membubuhkan tanda tanya! “Mengapa ini terjadi? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” Itu sudah terjadi! Bubuhkan tanda titik dan stabilkan diri dalam tahapan Anda yang penuh kekuatan. Masalah itu akan tetap berada di bawah, sedangkan Anda akan terus mengamati masalah itu sebagai “adegan sampingan” dari tahapan Anda yang luhur. Achcha.

Kepada semua anak di segala tempat yang penuh dengan semua harta, kepada jiwa-jiwa yang terus-menerus tersenyum dan selalu bahagia serta berkelimpahan dengan pencapaian pada setiap saat, kepada anak-anak yogi yang telah menerima pencerahan, yang mengungkapkan janji mereka kepada Sang Ayah melalui kehidupan nyata mereka, kepada jiwa-jiwa yang setara dengan Sang Ayah dan yang kualifikasinya setara dengan tujuan mereka, kepada jiwa-jiwa luhur yang menyimpan stok semua harta pada setiap saat dan membubuhkan tanda titik, terimalah cinta kasih dan salam dari BapDada, cinta kasih dan salam dari lubuk hati Sang Penghibur Hati (Dilaram), dan namaste.

Berkah:
Semoga Anda menyadari bahwa situasi sulit adalah pengajar Anda, jadi petiklah pelajaran darinya dan jadilah sosok berpengalaman.

Daripada merasa takut menghadapi situasi apa pun, anggaplah itu sebagai pengajar Anda untuk sementara waktu. Situasi semacam itu pada khususnya membantu Anda mengalami dua kekuatan: pertama, kekuatan toleransi, dan kedua, kekuatan menghadapi. Petiklah dua pelajaran ini, maka Anda akan menjadi berpengalaman. Jika Anda mengatakan bahwa Anda adalah wali dan bahwa tidak ada apa pun yang Anda miliki, lalu mengapa Anda merasa takut terhadap situasi? Menjadi wali berarti bahwa Anda telah menyerahkan segalanya ke tangan Sang Ayah. Jadi, apa pun yang terjadi pastilah akan baik. Dengan memiliki kesadaran ini, Anda akan senantiasa tanpa kekhawatiran dan menjadi perwujudan kekuatan.

Slogen:
Mereka yang berperangai manis tidak mungkin mengakibatkan kesengsaraan atas siapa pun, bahkan tanpa disengaja.