29.10.24 Morning
Indonesian Murli Om Shanti BapDada Madhuban
Intisari:
Anak-anak
yang manis, buanglah sampah sifat-sifat buruk dari jiwa Anda dan jadilah bunga
yang suci. Hanya melalui ingatan akan Sang Ayah, semua sampah itu bisa terbuang.
Pertanyaan:
Dalam satu
aspek manakah Anda, anak-anak yang menjadi suci, harus mengikuti Sang Ayah?
Jawaban:
Sang Ayah
Maha Suci dan tidak bergaul dengan jiwa-jiwa tidak suci yang terkotori sampah;
Beliau selalu sangat sakral. Sama halnya, Anda, anak-anak yang sedang menjadi
suci, harus mengikuti Sang Ayah. Jangan melihat hal-hal buruk.
Om Shanti.
Sang Ayah
duduk di sini dan menjelaskan kepada Anda, anak-anak. Kedua-duanya adalah ayah:
Yang Esa disebut sebagai Sang Ayah rohani, sedangkan yang lain (Brahma) disebut
sebagai ayah lokik. Badan keduanya hanya satu, jadi seakan-akan kedua ayah
sedang menjelaskan. Meskipun yang satu menjelaskan dan yang lain mendengarkan,
tetap bisa dikatakan bahwa kedua-duanya sedang menjelaskan. Ada begitu banyak
debu yang sudah menumpuk pada jiwa yang sedemikian kecil. Ada begitu banyak
kerugian yang terjadi ketika debu menumpuk. Keuntungan dan kerugian ini tampak
nyata ketika jiwa-jiwa hidup di dalam badan. Anda tahu bahwa ketika kita,
jiwa-jiwa, menjadi suci, kita akan menerima badan sesuci Lakshmi dan Narayana.
Namun, sekarang, ada begitu banyak debu yang menumpuk pada jiwa-jiwa. Pada waktu
madu dipanen, itu disaring; ada begitu banyak kotoran yang dibuang, sedangkan
madu murninya ditampung. Jiwa-jiwa juga sudah menjadi begitu kotor. Jiwa ini
awalnya bersih dan begitu suci, dan badannya juga sangat rupawan. Lihatlah
betapa rupawan badan Lakshmi dan Narayana. Manusia hanya memuja badan; mereka
tidak melihat jiwa. Mereka tidak mengenal jiwa. Pada awalnya, jiwa-jiwa begitu
rupawan dan menerima badan-badan yang suci. Demikian juga, Anda sekarang ingin
menjadi seperti mereka. Jadi, Anda, jiwa-jiwa, harus menjadi sedemikian suci.
Jiwa disebut tamopradhan karena penuh dengan sampah. Jiwa memiliki sampah
kesadaran badan, juga sampah nafsu birahi dan amarah. Agar bisa membuang kotoran
dari sesuatu, itu harus disaring. Saat sesuatu disaring, warnanya pun berubah.
Jika Anda duduk dan merenungkan ini baik-baik, Anda bisa menyadari bahwa ada
begitu banyak sampah di dalam diri Anda. Ada Rahwana di dalam jiwa-jiwa. Jika
Anda terus mengingat Sang Ayah sekarang, sampah itu akan terbuang. Namun, ini
juga perlu waktu. Sang Ayah menjelaskan, “Karena berkesadaran badan, ada begitu
banyak sampah sifat-sifat buruk yang menumpuk.” Sampah amarah juga tidak kurang
kotornya. Seseorang yang marah bagaikan terbakar dalam dirinya. Hatinya membara
karena suatu hal atau yang lain. Wajahnya juga menjadi semerah tembaga. Anda,
jiwa-jiwa, sekarang paham bahwa Anda sudah hangus. Anda kini tahu betapa
banyaknya kotoran yang menumpuk dalam diri jiwa-jiwa. Hanya ada sangat sedikit
orang yang memahami hal-hal ini. Bunga-bunga kelas satu diperlukan untuk ini.
Ada banyak kecacatan sekarang. Anda harus membuang semua kecacatan itu dan
menjadi sepenuhnya suci. Lakshmi dan Narayana juga suci. Sesungguhnya, tidak ada
orang yang berhak menyentuh mereka. Jiwa-jiwa yang tidak suci tidak bisa pergi
dan menyentuh patung-patung manusia ilahi yang sedemikian suci dan luhur. Mereka
tidak layak menyentuh jiwa-jiwa yang suci. Tidak ada yang bisa menyentuh Shiva.
Beliau tak berwujud jasmani, jadi Beliau tidak bisa disentuh. Beliaulah yang
paling suci. Orang-orang membuat patung Beliau berukuran besar, karena tidak ada
seorang pun yang mampu menyentuh titik yang sedemikian halus. Ketika jiwa
memasuki badan, badan itu pun bertumbuh; tetapi jiwa itu sendiri tidak menjadi
lebih besar maupun lebih kecil. Dunia ini penuh sampah. Ada begitu banyak sampah
di dalam jiwa-jiwa. Sebaliknya, Shiva Baba begitu sakral. Beliau sedemikian suci.
Di sini, semua orang sama seperti yang lain. Mereka bahkan mengatakan kepada
sesamanya, “Dasar binatang!” Bahasa semacam itu tidak digunakan di zaman emas.
Anda jiwa-jiwa merasa bahwa ada begitu banyak kotoran yang sudah menumpuk dalam
diri Anda. Jiwa-jiwa tidak lagi layak untuk mengingat Sang Ayah. Maya juga
menganggap jiwa-jiwa semacam itu tidak layak dan mengesampingkan mereka. Sang
Ayah begitu sakral! Lihatlah seperti apa kita sekarang jadinya, dibandingkan
hakikat kita pada awalnya. Sang Ayah kini menjelaskan, “Anda memanggil-manggil
Saya untuk datang dan menyucikan jiwa-jiwa.” Jiwa-jiwa sudah penuh dengan begitu
banyak sampah. Tidak semua bunga di taman ini kelas satu; semua berurutan. Sang
Ayah adalah Sang Master Kebun. Jiwa-jiwa menjadi sedemikian suci, kemudian
mereka menjadi sedemikian kotor. Mereka menjadi bagaikan duri. Ada sampah
kesadaran badan, nafsu birahi, dan amarah dalam diri jiwa-jiwa. Manusia
menyimpan begitu banyak amarah dalam diri mereka. Namun, ketika Anda menjadi
suci, Anda tidak akan ingin melihat wajah siapa pun – jangan melihat hal-hal
buruk! Bahkan, jangan melihat manusia-manusia yang tidak suci. Pada waktu
jiwa-jiwa sudah menjadi suci dan menerima badan-badan baru yang suci, mereka
sama sekali tidak melihat sampah, karena dunia penuh sampah ini sudah berakhir.
Sang Ayah berkata, “Anda sudah menjadi sedemikian penuh sampah akibat
berkesadaran badan. Anda sudah menjadi tidak suci.” Anak-anak memanggil-manggil,
“Baba, saya memiliki sifat buruk amarah dalam diri saya. Baba, saya telah datang
kepada Engkau untuk menjadi suci.” Anda tahu bahwa Sang Ayah selalu suci. Namun,
orang-orang sudah begitu banyak menghina Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tinggi,
dengan mengatakan bahwa Beliau berada di mana-mana. Anda juga benar-benar tidak
menyukai diri sendiri, karena Anda bisa mengetahui seperti apa Anda tadinya dan
seperti apa Anda sekarang jadinya. Hanya Anda anak-anak yang memahami hal-hal
ini. Tidak ada orang lain yang bisa menjelaskan tujuan maupun sasaran ini di
perkumpulan spiritual atau universitas lain mana pun. Anda anak-anak sekarang
paham bagaimana jiwa-jiwa sudah terus menimbun sampah. Ada penurunan dua derajat,
kemudian empat derajat, dan jiwa-jiwa pun terus terisi sampah dengan cara ini;
karena itulah, mereka disebut tamopradhan. Ada yang terbakar oleh keserakahan,
ada yang terbakar oleh keterikatan, dan mati. Mereka akan terbakar dan mati
dalam tahapan itu. Anda anak-anak sekarang harus meninggalkan badan Anda dalam
ingatan akan Shiva Baba, yang menjadikan Anda seperti manusia-manusia ilahi.
Sang Ayah telah menjadikan Lakshmi dan Narayana sedemikian rupa. Jadi, Anda
harus selalu sangat berhati-hati. Ada banyak badai yang akan berdatangan. Hanya
ada badai-badai Maya, tidak ada badai yang lain. Sama halnya, orang-orang
menuliskan cerita tentang Hanuman dan lain-lain dalam kitab-kitab suci. Mereka
berkata, “Tuhanlah yang menciptakan kitab-kitab suci.” Tuhan menyampaikan
intisari semua Weda dan kitab suci. Tuhan telah memberikan keselamatan, jadi
untuk apa Beliau perlu menuliskan kitab-kitab suci? Sang Ayah berkata, “Jangan
mendengarkan hal-hal buruk! Anda tidak bisa menjadi luhur melalui kitab-kitab
suci dan sebagainya itu. Saya berbeda dari semua itu. Tidak ada seorang pun yang
mengenali Saya.” Tidak ada seorang pun yang mengetahui hakikat Sang Ayah. Beliau
tahu siapa saja yang melakukan pelayanan Beliau, dengan kata lain, hanya mereka
yang menjadi murah hati dan memberikan manfaat kepada orang lain yang bisa naik
ke singgasana hati Sang Ayah. Ada anak-anak yang sedemikian rupa sehingga mereka
bahkan tidak mengetahui tentang pelayanan. Anda anak-anak sudah menerima
pengetahuan ini untuk menyadari diri Anda sebagai jiwa dan mengingat Sang Ayah.
Meskipun Anda jiwa-jiwa menjadi suci, badan Anda sekarang tetap tidak suci. Ada
perbedaan bagaikan siang dan malam antara aktivitas jiwa-jiwa yang menjadi suci
dan mereka yang tidak menjadi suci. Itu juga bisa diketahui dari perilaku mereka.
Baba tidak menyebutkan nama siapa pun. Andaikan nama-nama mereka disebutkan,
mereka akan menjadi semakin buruk. Anda sekarang bisa mengetahui perbedaan
antara seperti apa Anda tadinya dan Anda harus menjadi seperti apa nantinya.
Oleh sebab itu, ikutilah shrimat. Semua sampah yang menumpuk dalam diri Anda
harus dibuang. Dalam relasi duniawi juga sama, seorang ayah menjadi jengkel
terhadap anak-anaknya jika mereka menjadi begitu kotor. Dia bahkan mengatakan
lebih baik jika dia tidak mempunyai anak-anak semacam itu. Di taman bunga, ada
keharuman. Namun, sesuai dengan drama, juga ada sampah. Tidak ada seorang pun
yang mau melihat bunga uck. Kendati demikian, pada saat Anda pergi ke taman,
pandangan Anda pasti tertuju kepada semua bunga. Sang jiwa pasti berkata, “Ini
adalah bunga ini/itu.” Anda tentu mencium keharuman dari bunga-bunga yang bagus.
Sang Ayah juga mengamati seberapa jauh jiwa-jiwa tertentu terus melakukan
perziarahan ingatan, seberapa suci mereka jadinya, dan bagaimana mereka
menjadikan orang lain suci seperti diri mereka, serta seberapa banyak mereka
menyampaikan pengetahuan ini. Hal yang utama adalah menjadi “Manmanabhawa”. Sang
Ayah berkata, “Ingatlah Saya, maka Anda akan menjadi bunga yang suci.” Lakshmi
dan Narayana dahulu adalah bunga-bunga yang sedemikian suci. Namun, Shiva Baba
lebih suci dibandingkan mereka. Orang-orang tidak tahu bahwa Shiva Babalah yang
menjadikan Lakshmi dan Narayana sedemikian rupa. Anda tahu bahwa Anda menjadi
manusia-manusia ilahi dengan melakukan upaya ini. Sang Ayah begitu banyak
menjelaskan. Pertama-tama, Anda harus terus melakukan perziarahan ingatan agar
sampah dapat dibuang dan Anda, jiwa-jiwa, bisa menjadi suci. Ada banyak orang
yang datang kepada Anda di museum dan sebagainya. Anda anak-anak harus memiliki
minat yang besar untuk melakukan pelayanan. Jangan mengesampingkan pelayanan dan
pergi tidur. Anda harus selalu sangat akurat dalam melakukan pelayanan. Anda
menyisihkan waktu untuk beristirahat bahkan di museum. Tenggorokan Anda menjadi
lelah, dan Anda pasti juga perlu makan, tetapi siang dan malam, Anda harus
memiliki antusiasme dalam diri Anda untuk menunjukkan jalan ini kepada siapa pun
yang datang. Jika orang-orang datang pada waktu jam makan, Anda harus lebih
dahulu melayani mereka, kemudian baru makan. Anda harus menjadi jiwa-jiwa yang
melakukan pelayanan sedemikian rupa. Ada beberapa anak yang penuh dengan
kesadaran badan, sehingga mereka menjadi tuan-tuan yang suka beristirahat. Sang
Ayah harus memberi tahu Anda, “Buanglah kebiasaan itu!” Sang Ayah juga bisa
memberikan penglihatan ilahi: “Lihatlah status Anda. Anda sendirilah yang
menebas kaki Anda dengan kapak kesadaran badan.” Ada banyak anak yang ingin
menyaingi Brahma Baba. Oh? Ini adalah kendaraan Shiva Baba dan harus dijaga
baik-baik. Ada beberapa anak di sini yang harus minum banyak obat dari dokter.
Baba berkata, “Anda harus merawat badan Anda agar tetap sehat, tetapi
peliharalah juga tahapan Anda.” Jika Anda makan sambil mengingat Baba, tidak
akan ada apa pun yang bisa mendatangkan kemalangan atas Anda. Dengan mengingat
Sang Ayah, Anda akan terisi dengan kekuatan. Makanan Anda akan menjadi sangat
suci. Akan tetapi, Anda masih belum mencapai tahapan itu. Baba berkata, “Makanan
yang dimasak oleh anak-anak Brahma adalah yang tersuci, tetapi hanya jika mereka
memasaknya dalam ingatan akan Baba. Dengan memasaknya dalam ingatan akan Baba,
mereka yang memasak makanan itu memperoleh manfaat, demikian juga mereka yang
menyantapnya.” Ada banyak anak yang seperti bunga uck. Status apa yang bisa
diterima oleh jiwa-jiwa malang semacam itu? Sang Ayah kasihan terhadap mereka.
Akan tetapi, beberapa anak memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pelayan dan
pembantu. Jangan merasa senang dengan itu. Beberapa anak bahkan tidak berpikir,
“Saya harus menjadi sedemikian rupa!” Daripada menjadi pelayan dan pembantu,
lebih baik seandainya Anda menjadi rakyat kaya; dengan demikian, Anda bisa
memiliki pelayan dan pembantu. Sang Ayah berkata, “Teruslah mengingat Saya saja
dan raihlah kebahagiaan dengan mengingat Saya.” Para pemuja duduk dan membuat
rosario untuk mereka putar. Inilah pekerjaan para pemuja. Sang Ayah hanya
berkata, “Sadarilah diri Anda sebagai jiwa dan ingatlah Sang Ayah – itu saja!”
Anda tidak perlu merapalkan mantra atau memutar rosario. Anda harus mengenal
Sang Ayah dan mengingat Beliau. Anda tidak perlu mengucapkan, “Baba, Baba,”
dengan bibir Anda. Anda tahu bahwa Beliaulah Ayah kita, jiwa-jiwa, yang tak
terbatas. Dengan mengingat Beliau, kita akan menjadi satopradhan, dengan kata
lain, kita, jiwa-jiwa, akan menjadi suci. Ini begitu sederhana! Akan tetapi, ini
merupakan medan pertempuran; Anda harus berjuang melawan Maya. Dia berulang kali
memutus yoga intelek Anda. Semakin intelek seseorang penuh dengan cinta kasih
pada waktu penghancuran, semakin tinggi juga status yang diklaimnya. Jangan
mengingat siapa pun kecuali Yang Esa. Di siklus sebelumnya juga demikian,
jiwa-jiwa yang sedemikian rupa muncul dan menjadi manik-manik rosario kemenangan.
Rosario Rudra adalah rosario anak-anak Brahma, yang berasal dari marga Brahma
dan melakukan begitu banyak upaya tersamar. Pengetahuan ini tersamar. Sang Ayah
mengenal setiap anak dengan sangat baik. Mereka yang dahulu dianggap sebagai
jiwa-jiwa yang sangat bagus sekarang sudah tidak ada lagi di sini. Ada begitu
banyak kesadaran badan dan mereka tidak mampu mengingat Sang Ayah. Maya menampar
mereka kuat-kuat. Hanya ada sangat sedikit anak yang bisa diuntai dalam rosario.
Oleh sebab itu, Sang Ayah terus menjelaskan kepada Anda, anak-anak, “Teruslah
memeriksa diri sendiri: Anda dahulu adalah manusia-manusia ilahi yang sedemikian
suci, tetapi Anda kemudian menjadi bagaikan sampah.” Anda sekarang telah
menemukan Shiva Baba, jadi Anda harus mengikuti petunjuk Beliau. Jangan
mengingat manusia berbadan. Jangan mengingat siapa pun yang lain. Bahkan, jangan
menyimpan foto siapa pun. Anda harus mengingat Shiva Baba saja. Shiva Baba tidak
memiliki badan Beliau sendiri. “Saya meminjam badan orang ini (Brahma) untuk
sementara waktu.” Beliau begitu banyak berupaya untuk mengubah Anda menjadi
manusia-manusia ilahi seperti Lakshmi dan Narayana. Sang Ayah berkata, “Andalah
yang mengundang Saya ke dunia yang tidak suci ini. Saya menyucikan Anda, tetapi
Anda bahkan tidak mengundang Saya ke dunia yang suci itu.” Lagi pula, apa yang
bisa Beliau lakukan di sana? Pelayanan Sang Ayah adalah untuk menyucikan semua
jiwa. Sang Ayah tahu bahwa Anda telah menjadi sedemikian hangus dan menjadi
bagaikan arang. Jadi, Beliau pun telah datang untuk menjadikan Anda rupawan.
Achcha.
Kepada anak-anak
yang termanis, yang terkasih, yang telah lama hilang dan sekarang telah
ditemukan kembali, cinta kasih, salam, dan selamat pagi dari Sang Ibu, Sang
Ayah, BapDada. Ayah rohani mengucapkan namaste kepada anak-anak rohani.
Intisari untuk
dharna:
1. Selalulah
sangat akurat dalam melakukan pelayanan. Milikilah antusiasme untuk melakukan
pelayanan, siang dan malam. Jangan pernah meninggalkan pelayanan dan
beristirahat. Jadilah begitu murah hati sama seperti Sang Ayah.
2. Jadilah jiwa
berintelek penuh cinta kasih dengan mengingat Yang Esa dan membuang sampah dari
dalam diri Anda. Jadilah bunga yang harum. Jangan mengikatkan hati Anda ke dunia
sampah ini.
Berkah:
Semoga Anda
menstabilkan mental dan intelek Anda di kursi tahapan luhur Anda dan menjadi
perwujudan tapasya.
Seorang tapaswi
selalu bertapasya selagi duduk di suatu kursi tertentu atau yang lain. Kursi
Anda, jiwa-jiwa tapaswi, adalah tahapan malaikat Anda yang stabil. Menstabilkan
diri dalam tahapan luhur ini berarti duduk di kursi Anda. Badan fisik duduk di
kursi fisik, tetapi Anda mendudukkan mental dan intelek Anda di kursi tahapan
luhur ini. Para tapaswi fisik itu berdiri di atas satu kaki, sedangkan Anda
menstabilkan diri dalam tahapan yang konstan dan stabil. Mereka melakukan hatha
yoga, sedangkan Anda melakukan yoga yang mudah.
Slogan:
Anda,
anak-anak Sang Ayah, Sang Samudra Cinta Kasih, selalu penuh dengan Sungai Gangga
cinta kasih.